Senin, 17 Oktober 2016

Budidaya Rumput Laut Metode Apung

Cara Budidaya Rumput Laut Konsumsi 

Metode budidaya rumput laut di lautan ada 3 cara yaitu lepas dasar, rakit apung dan metode long line. Industri rumput laut yang semakin dicari pengelola produk rumput laut, menjadi nilai ekonomis rumput laut, cukup mengiurkan. Rumput laut seperti Ucheuma cottoni merupakan salah satu jenis rumput laut merah dan berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena keraginan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa-karaginan. Umumnya Eucheuma tumbuh dengan baik di daerah pantai terumbu. Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang tetap, variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang mati.
Rumput laut Eucheuma mempunyai peranan penting dalam dunia perdagangan internasional sebagai penghasil ekstrak keraginan, sehingga memiliki nilai ekspor yang sangat baik. Kadar keraginan dalam setiap spesies Eucheuma berkisar antara 54 - 73 % tergantung pada jenis dan lokasi tempat tumbuhnya.

Persyaratan Budidaya
Lingkungan yang cocok untuk budidaya Eucheuma adalah :
Substrat stabil, terlindung dari ombak yang kuat dan umumnya di daerah terumbu karang. Kedalaman air pada surut terendah 1 - 30 cm. Perairan dilalui arus tetap dari laut lepas sepanjang pantai. Kecepatan arus antara 20 - 40 m/menit.Jauh dari muara sungai, tidak mengandung lumpur dan airnya jernih.Suhu air berkisar 27 - 28oC, salinitas berkisar 30 - 37 ppt dan pH 6,5 - 8,5.
Metode Budidaya
Beberapa metode budidaya rumput laut jenis ini adalah sebagai berikut:
  • Metode Lepas Dasar digunakan pada dasar perairan berpasir atau berlumpur pasir, sehingga memudahkan menancapkan patok/tiang pancang.
  • Metode Rakit Apung dilakukan pada perairan berkarang, karena pergerakan air didominasi ombak, sehingga penanamannya dengan menggunakan rakit bambu/kayu.
  • Metode Long Line menggunakan tali panjang 50 - 100 m yang dibentangkan, dan pada kedua ujungnya diberi jangkar serta pelampung besar. Setiap 25 m diberi pelampung utama terbuat dari drum plastik.
Proses Pengikatan dan Peletakkan Rumput Laut
Pilih bibit rumput laut yang baik dengan ciri-ciri sebagai berikut:
  • Bercabang banyak dan rimbun
  • Tidak terdapat bercak
  • Tidak terkelupas
  • Warna cerah
  • Umur 25 - 35 hari
  • Sebaiknya dikumpulkan dari perairan pantai sekitar lokasi dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.
Perawatan Tempat rumput laut
Perawatan Tempat rumput laut sebagai berikut :
  1. Pada saat pengangkutan bibit tetap terendam didalam air laut dengan menggunakan kotak styrofoam atau karton berlapis plastik.lalu Bibit disusun berlapis dan berselang-seling antara pangkal tallus dan ujung tallus dan antara lapisan dibatasi dengan kain yang sudah dibasahi air laut. 
  2. Hindari bibit agar tidak terkena minyak, kehujanan maupun kekeringan.
  3. selanjutnya Bibit diikat dengan tali raffia pada tali penggantung.
  4. Penanaman bisa langsung dikerjakan dengan cara merentangkan tali Ris yang telah berisi ikatan tanaman. Pada tali Ris utama, posisi tanaman sekitar 30 cm didasar perairan. 
  5. Patok dari kayu berdiameter sekitar 5 cm panjang 1 m dan runcing pada ujung bawahnya. Jarak antara patok untuk merentangkan tali Ris sekitar 2,5 m. 
  6. Setiap patok yang berjajar dihubungkan dengan tali Ris Polyethylen (PE) berdiameter 8 mm. Adapun jarak ideal antara tali rentang sekitar 20 - 25 cm.
Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan dan Pemeliharaan rumput laut adalah sebagai berikut :
  • Bersihkan tallus dari tumbuhan liar dan lumpur yang menempel, sehingga tidak menghalangi tanaman dari sinar matahari.
  • Bersihkan tali penggantung dari sampah atau tumbuhan liar.
  • Periksa keutuhan tali gantungan, perbaiki jika ada yang putus atau kencangkan jika tali agak kendor atau ganti dengan tali yang baru.
  • Periksa tanaman dari gangguan penyakit.
  • Hama lain rumput lain yang harus diwaspadai antara lain larva bulu babi, teripang, ikan-ikan herbivora seperti baronang.
Pemanenan dan Pengeringan
Pemanenan dan Pengeringan rumput laut sebagai berikut :
  • Waktu pemanenan tergantung dari tujuannya. Untuk mendapatkan bibit, pemanenan dilakukan pada umur 25 - 35 hari, dan untuk produksi dengan kualitas tinggi yang kandungan keraginannya banyak, panen dilakukan pada umur 45 hari. 
  • Pemanenan dilakukan dengan mengangkat seluruh tanaman beserta tali penggantungnya. Pelepasan tanaman dari tali dilakukan di darat dengan cara memotong tali.
  • Setelah panen dilakukan, segera dikeringkan langsung dengan menjemur. 
  • Rumput laut dijemur dengan menggantungkan atau diletakkan pada para-para sehingga tidak tercampur pasir, tanah dan benda lainnya. 
  • Sambil penjemuran dilakukan pembersihan dari kotoran dengan mengambil benda-benda asing seperti batu, sampah dan lainnya. 
  • Jika cuaca cerah, penjemuran cukup 3 - 4 hari yang ditandai dengan warna ungu keputihan dilapisi kristal garam.

 sumber: alamikan.com

Pembenihan Tiram Mutiara

Budidaya Tiram Mutiara 

Teknik Penyuntikan Tiram Mutiara . adalah cara memperbanyak mutiara dengan cara buatan, dengan cara penyuntikan tiram diharapkan akan mendapatkan mutiara-mutiara dalam jumlah banyak dengan kualitas yang baik. Cara Pembenihan Tiram Mutiara.agribisnispedia.com Menurut (Alam Ikan 1),jenis-jenis tiram mutiara yang terdapat di Indonesia adalah: Pintada maxima, Pinctada margaritefera, Pinctada fucata, Pinctada chimnitzii, dan Pteria penguin. Di beberapa daerah Pinctada fucata dikenal juga sebagai Pinctada martensii. Sebagai penghasil mutiara terpenting adalah tiga spesies, yaitu,  Pinctada maxima, Pinctada margaritifera dan Pinctada martensii. Sebagai jenis yang ukuran terbesar adalah Pinctada maxima.
Dalam penyuntikan tiram mutiara perlu persiapan yang harus diperhatikan yaitu; Seleksi tiram, pemuasaan dan persiapan alat/bahan Insersi

Berikut cara membuat mutiara dengan budidaya tiram :
Seleksi Benih siap Operasi
Sebelum melaksanakan operasi atau penyuntikan, terlebih dahulu benih tiram diseleksi.  Tiram yang akan di operasi harus  memenuhi syarat yaitu, berumur 1,5 – 2 tahun dan berukuran 10 – 15 cm, serta tiram dalam kondisi sehat atau tidak cacat dan dalam keadaan bersih.
Pemuasaan (Yokusei)
Tiram yang akan dioperasi terlebih dahulu dilakukan pemuasaan (Yokusei), yang tujuannya Yokusei / pemuasaan tiram adalah untuk mengurangi jumlah plankton yang dimakan agar tubuh tiram menjadi cukup lemas, dengan cara ini pada saat operasi tiram tersebut tidak terlalu kuat mengadakan reaksi terhadap sakitnya sayatan pada gonadnya.
Benih tiram yang di Yokusei, dimasukkan ke pocket keranjang lalu dibungkus menggunakan waring ukuran 1 mm. Pemuasaan dilakukan selama 3 – 5 hari, setelah itu tiram diangkat dari perairan dan pembungkus dibuka, baru kemudian memulai penyuntikan.
Alat dan Bahan Insersi
Ada beberapa alat dan bahan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan operasi yaitu ;
Alat Operasi
  • Hikake (Penahan)
  • Piseto
  • SONYUKI dan SHAIBO OKURI (Pemasuk Inti dan pemasuk mantel)
  • MESU (pisau operasi)
  • DONYUKI (pembuka torehan)
  • SONYUKI (pembuka mantel
  • HERA dan KAI KOKI (pembuka mantel dan Forcep)
  • SHAIBOHASAM (Gunting,pemotong mantel)
Bahan Insersi
  • Siput donor
  • Siput siap operasi
  • Nukleus
  • Kegiatan Insersi
  • Pemotongan mantel
  • Pengambialan Inti
  • Pemasukan Inti
Pemeliharaan Tiram Pasca Pemasukan Inti
Setelah pemasangan inti selesai dilakukan, segera masukkan kembali tiram yang sudah dioperasi ke dalam pocket keranjang dan digantung di rakit pemeliharaan atau harus dengan segera dimasukkan ke dalam air dengan perlakuan yang sangat hati – hati untuk diistirahatkan.
Selama ± 3 bulan setelah pemasangan inti, dalam 3 hari sekali posisi tiram dibolak balik, itu biasanya di sebut masa Tento, yaitu posisi tiram yang tadinya domersal, tiga hari kemudian dibalik ke posisi samping, tiga hari berikutnya menghadap kebawah, begitu seterusnya selama masa tento. Dan kebersihannya tetap dijaga dari gangguan organisme.
Setelah masa pemeliharaan 18-24 bulan, panen dapat dilakukan dengan terlebih dahulu pengambilan contoh untuk memperkirakan besarnya ukuran mutiara yang diinginkan. Biasanya ditemukan bentuk–bentuk mutiara yang tidak bundar sempurna, bahkan ada bentuk lonjong barouk dan bintik-bintik/spol, hal ini dapat terjadi karena kurang cermatnya penanganan dalam masa pemeliharaan.
  
Ciri - Ciri dan Morfologi Tiram Mutiara :
Tiram mutiara memiliki cangkang yang tidak simetris dan sangat keras, tetapi seluruh organ tubuhnya sama sekali tidak bertulang dan sangat lunak. Tiram mutiara (Pinctada maxima) secara taxonomis dimasukkan kedalam Kingdom Invertebrata, yang berarti hewan tak bertulang belakang dan Phyllum Mollusca yang berarti bertubuh lunak. (Alam Ikan 2)
Bentuk luar tiram mutiara tampak seperti batu karang yang tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tetapi di balik kekokohan tersebut terdapat organ yang dapat mengatur segala aktivitas kehidupan dari tiram itu sendiri. Dalam kelunakan tubuh tiram tersebut terdapat cangkang yang keras untuk melindungi bagian tubuh agar terhindar dari benturan maupun serangan hewan lain. Disamping itu, dalam cangkang yang jumlahnya satu pasang dan mempunyai bentuk yang berlainan itu terdapat mother of pearl atau lapisan induk mutiara serta nacre yang dapat membentuk lapisan mutiara. (Alam Ikan 2)
Kulit mutiara  (Pinctada  maxima)  ditutupi oleh sepasang kulit tiram (Shell, cangkan), yang tidak sama bentuknya, kulit sebelah kanan agak pipih, sedangkan kulit sebelah kiri  agak cembung. Specie ini mempunyai diameter dorsal-ventral dan anterior-posterior hampir sama  sehingga bentuknya agak bundar. Bagian dorsal bentuk datar dan panjang semacam engsel berwarna hitam. Yang berfungsi untuk membuka dan menutup cangkang. (Alam Ikan 3)
Cangkang tersusun dari  zat kapur yang dikeluarkan oleh epithel luar. Sel epitel luar ini juga menghasilkan kristal  kalsium karbonat (Ca CO3) dalam bentuk kristal argonit yang lebih dikenal sebagai nacre dan kristal heksagonal kalsit  yang merupakan pembentuk lapisan seperti prisma pada cangkang.
Menurut (Alam Ikan 2) bentuk cangkang bagian luar yang keras apabila dipotong atau dibelah secara melintang, maka ada tiga lapisan yang akan tampak, yaitu lapisan periostrakum yang berada paling atas atau luar, dan lapisan prismatik yang terdapat di bagian tengah. Sedangkan lapisan yang agak ke dalam yang berhubungan dengan organ dalam disebut lapisan nacre atau lapisan mutiara.
Ketiga lapisan tersebut, jika dilihat dari zat penyuusunnya masing-masing adalah sebagai berikut :
  1. Lapisan periostrakom adalah lapisan kulit terluar yang kasar yang tersusun dari zat organic yang menyerupai tanduk.
  2. Lapisan prismatik, adalah lapisan kedua yang tersusun dari Kristal-kristal kecil yang berbentuk prisma dari hexagonal caltice.
  3. Lapisan mutiara atau nacre adalah lapisan kulit sebelah dalam yang tersusun dari kalsium karbonat (CaCO3). (Alam Ikan 2)
sumber: alamikan.com

 

Cara Budidaya Tripang atau Timun Laut

Cara Pembenihan Budidaya Teripang atau Timun Laut 

Alam Ikan; Cara Pemijahan Budidaya Teripang atau Timun Laut (Holothuria Scabra). Teripang adalah salah satu komoditi bernilai ekonomis tinggi yang memiliki bentuk lonjong, biasa disebut mentimun laut. karena teripang adalah organisme air laut sangat cocok dibudidayakan masyarakat pantai karena teknik budidayanya cukup sederhana dan permodalan yang diperlukan relatif kecil. Masyarakat di daerah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara (Kolaka), Lampung dan Riau telah lama melakukan budidaya teripang, hanya saja benih yang dibudidayakan masih berasal dari alam. 

Dengan banyaknya pencari benih teripang membuat pembenihan budidaya teripang menjadi usaha yang sangat menjanjikan. Pada tahun 1992 Balai Budidaya Laut Lampung telah berhasil melaksanakan pemijahan teripang pasir atau teripang putih (Holothuria scabra). Terdapat beberapa jenis teripang yang ada di Indonesia, sebagian besar jenis-jenis teripang tersebut bernilai komersial tinggi.
Cara Budidaya Teripang atau Timun Laut
Teknik Pembenihan Teripang 
1) Sarana Pembenihan Teripang
tripang timun lautSarana yang diperlukan untuk pembenihan teripang antara lain :

  • Bak penampungan induk
  • Bak Pemeliharaan larva
  • Bak kultur larva
  • Bak kultur larva
  • Bahan Terbuat dari beton atau kayu yang dilapisi plastik
  • Bak penampungan air, dibangun lebih tinggi dari bak pemeliharaan. Agar air mengalir dari atas ke bawah, dan lebih efisien
  • Bak penampungan induk dengan kapasitas 1,5 ton air berjumlah 2 atau 3 buah dengan kedalaman sekitar 50 cm.
  • Bak pemliharaan larva berjumlah 10 - 15 buah dengan ukuran (1 x 2 x 0,5)m3.
  • Bak pemeliharaan juvenil berjumlah 8 - 10 buah dengan ukuran (2 x 4 x 0,6)m3.
  • Bak plankton berjumlah 3 - 5 buah dengan ukuran ( 2 x 4 x 0,75)m3. 

Alat yang digunakan dalam budidaya teripang
  • Saringan pasir untuk menyaring air laut agar diperoleh air laut yang benar-benar bersih.
  • Bak penampungan air yang dilengakapi dengan saringan pasir. Ukuran bak disesuaikan dengan kebutuhan air laut untuk penggantian air pada seluruh unit pembenihan. Penempatan bak diatur supaya gravitasi bisa menyalurkan air dari satu bak ke bak lainnya.
  • Pipa penyalur air yang dilengkapi dengan beberapa saringan berbagai ukuran 1,5 - 2 mikron.
Skema bak budidaya pembenihan teripang
Gambar 1. Skema bak budidaya pembenihan teripang
Keterangan Gambar 1:
A. Saringan pasir
B. Bak penampungan air (volume 1 ton).
C. Pipa penyuplai air.
D. Saringan bertingkat.
E. Bak induk (volume 3 ton).
F. Bak pemijahan (volume 1,5 ton).
G. Bak pemeliharaan larva.
H. Bak pemeliharaan juvenil.
I. Bak plankton.
2) Pemeliharaan dan Seleksi Induk
  • Induk teripang yang akan digunakan biasanya diperoleh dari tangkapan alam. 
  • Penyediaan calon induk teripang dari laut dapat dilakukan dengan penyelaman pada siang hari. Apabila dilakukan pada malam hari harus dibantu dengan lampu penerang. 
  • Dengan cara ini, induk teripang dapat diambil langsung dengan tangan. 
  • Pada perairan yang agak dalam, induk teripang dapat diambil dari atas perahu dengan bantuan alat semacam tombak bermata dua yang tumpul 
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih induk teripang yang baik adalah:
  • Tubuh tidak cacat.
  • Ukuran besar dengan berat 400 gr dan panjang tubuh minimal 20 cm.
  • Berkulit tebal.
Untuk pengumpulan/pengangkutan calon induk pada siang hari sebaiknya wadah penampungan atau palka erahu ditutup rumput laut atau ilalang laut untuk menghindarkan calon induk dari sengatan sinar matahari secara langsung. 
Pengangkutan induk 
  • Pengangkutan menggunakan ember plastik yang berisi air laut atau langsung ditempatkan pada palka perahu. 
  • Induk yang telah di seleksi dipelihara dalam kurungan tancap di laut, atau langsung dipelihara di dalam bak induk dengan kepadatan 5 - 10 ekor/m2. 
  • Khusus untuk pemeliharaan di kolam air laut, kedalaman diusahakan antara 75 - 100 cm, selain itu diusahakan selalu ada penggantian air agar stabilitas suhu dan salinitas tetap terjaga. 
Pakan alami budidaya teripang
  • Teripang dapat berupa plankton, detritus, sisa-sisa bahan organik atau sisa-sisa endapan di dasar laut.
  • Pakan tambahan berupa campuran kotoran hewan dan dedak halus dengan perbandingan 1 : 1. 
  • Pakan diberikan sebanyak 0,2 - 0,5 kg/m2/2 minggu 
  • dengan cara ditempatkan dalam karung goni yang berlubang-lubang sehingga keluar sedikit demi sedikit. 
  • Setiap satu kantong goni biasanya dapat diisi 10 - 15 kg pakan tambahan yang dapat mencukupi luasan 30 - 50 kg pakan tambahan yang dapat mencukupi luasan 30 - 50 m2. 

3) Teknik Pemijahan
Pemijahan teripang dapat dilakukan dengan beberapa cara; secara alami dengan pembedahan, perangsangan dengan temperatur dan perangsangan dengan penyemprotan air. 
a. Pemijahan alami budidaya teripang
  • Setelah mengalami matang gonad penuh, induk teripang yang dipelihara di bak pemijahan biasanya akan memijah secara alami tanpa adanya rangsangan buatan. 
  • Pemijahan akan terjadi pada malam hari antara pukul 22.00 - 23.00. 
  • Induk jantan akan mengeluarkan sperma terlebih dahulu yang akan merangsang induk betina untuk mengeluarkan telur. 
  • Kurun waktu pemijahan biasanya berlangsung antara 20 - 60 menit. Setelah induk betina selesai bertelur, segera induk dipindahkan ke tempat lain. 
b. Pemijahan dengan Pembedahan budidaya teripang
  • Metode pembedahan dapat dilakukan dengan cara menggunting bagian bawah teripang mulai dari anus hingga kedepan. 
  • Dalam pembelahan gonad ini apabila didapatkan kantong telur, berarti teripang tersebut jantan. 
  • Gonad jantan (tesis) juga dipotong menjadi beberapa bagian sehingga sperma keluar dan ditampung di dalam wadah lain yang berisi air laut. 
  • Kemudian secara pelan-pelan wadah yang berisi sperma dituangkan kedalam wadah yang berisi telur sambil diaduk secara perlahan, lalu didiamkan. Sehingga terjadi pembuahan. 
  • Telur yang terbuahi akan mengendap didasar bak selanjutnya dipanen dengan saringan dan dipindahkan ketempat pemeliharaan larva. 
c. Perangsangan dengan Temperatur budidaya teripang
  • Prinsip pemijahan dengan perangsangan temperatur ini adalah mengupayakan agar temperatur air naik 3 - 5 0C dari temperatur air asal, dalam waktu selama + 30 - 60 menit suhu air dinaikkan dengan cara penambahan air panas atau menggunakan alat pemanas (heater) atau dijemur terik matahari. 
  • Induk teripang ditempatkan didalam keranjang plastik yang diletakkan beberapa sentimeter di bawah permukaan air. 
  • Perlakuan ini dilakukan pada siang hari. Pada sore harinya induk dimasukkan ke bak pemijahan dan selanjutnya induk teripang akan memperlihatkan perilaku pemijahan yang ditandai dengan tubuh menggeliat dan muncul dipermukaan sambil bertumpu di dinding bak. 
  • Induk jantan akan mengeluarkan sperma yang berwarna putih dan terlihat seperti asap di dalam air, selanga waktu setengah hingga dua jam berikutnya induk betina akan mengeluarkan telurnya. 
  • Cara ini memberikan hasil lebih baik yakni denga tingkat penetasan mencapai 90 - 95%. 
d. Perangsangan dengan Penyemprotan Air budidaya teripang
  • Setelah induk dipelihara selama 2 - 4 hari pada bak pemeliharaan, maka induk diberikan perlakuan pada sore hari biasanya dimulai pada pukul 1700. 
  • Pertama-tama induk teripang yang akan dipijahkan dikeluarkan dari bak dan diletakkan ditempat yang kering selama 0,5 - 1 jam. 
  • Semprotan air laut yang bertekanan tinggi selama 5 - 10 menit, lalu induk dimasukkan kembali kedalam bak pemijahan. Sekitar 1,5 - 2 jam kemudian induk akan mulai menggerakkan badannya ke dinding. 
  • Biasanya induk jantan akan memijah yang kemudian disusul induk-induk betina 30 menit kemudian. Prosentase keberhasilan cara ini mencapai 95 - 100%. 
e. Pemeliharaan Larva budidaya teripang
Telur-telur teripang berbentuk bulat berwarna putih bening berukuran 177 mikron, setelah fertilisasi telur-telur ini mengalami pembelahan sel menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel hingga multi sel. 
Gambar 3. Perkembangan Embrio dan Larva Teripang
Keterangan gambar 3:
1. Pembelahan.
2. Pembelahan dari 8 sel dan 16 sel.
3. Banyak sel.
4. Tingkat blastula.
5. Tingkat grastula.
6. Auricularia.
7. Doliolaria.
8. Pentacula.

Perkembangan Embrio dan Larva Teripang
  • Ukuran rata-rata sel tersebut sekitar 194 mikron, selang 10 - 12 jam kemudian akan membentuk stadium gastrula yang berukuran antara 390,50 - 402, 35 mikron. 
  • Setelah lebih dari 32 jam, telur akan menetas menjadi larva dan membentuk stadium auricularia yang terbagi menjadi stadium awal, tengah dan akhir. 
  • Ukuran larva teripang pada stadium ini rata-rata antara 812,50 - 987,10 mikron. Pada stadium ini larva mulai diberi plankton jenis Dunaliella sp, Phaeodactylum sp, dan Chaeoceros sp sebanyak 40 - 60 x 103. Selama stadium auricularia awal sampai menjelang stadium akhir, larva lebih banyak hidup dipermukaan air. Kepadatan larva yang dikehendaki selama stadium ini kira-kira 300 - 700 ekor per liter. 
  • Jika kepadatan terlalu tinggi, larva akan bergerombol menjadi satu, berbentuk bola, dan berada di dasar bak. 
  • Bila dibiarkan, larva ini akan mati. Sepuluh hari kemudian, larva berkembang membentuk stadium doliolaria. Pada stadium ini larva berbentuk lup, mempunyai sabuk dan dua tantakel yang menjulur ke luar. Larva dengan ukuran antara 614,78 - 645,70 mikron ini dapat bergerak cepat ke depan. 
  • Badan bagian belakang berbentuk cincin datar. Pada setiap sudut terdapat lima kelompok cilia (bulu getar). Stadium auricularlia dan doliolaria bersifat planktonis. 
  • Selang tiga belas hari kemudian doliolaria berubah ke stadium pentaculata. Larva berwarna coklat kekuningan dengan panjang antara 1000 - 1200 mikron. 
  • Badan berbentuk tubuler dengan lima buah tentakel pada pangkal bagian depan dan sebuah kaki tabung pendek pada pangkal belakang, kurang lebih delapan belas hari, kaki tabung dan tentakel terlihat lebih jelas dan dapat bintil-bintil dipermukaan kulitnya. 
  • Larva pada stadium pentacula mempunyai kebiasaan berada di pinggiran bak bagian bawah dan sedikit menyukai di bawah permukaan air. 
  • Selintas selama pemeliharaan diusahakan antara 32 - 34 per mil dan suhu antara 27 - 290C. Segera setelah larva berada di dasar laut, diberi makanan berupa suspensi rumput laut jenis Sargassum dn Ulva. 
4) Pemeliharaan Tingkat Juvenil
  • Saat mencapai tingkat doliolaria atau umur 10 - 12 hari dengan ukuran panjang tubuh 4 - 5 mm, maka tempatkan kolektor (tempat untuk menempel) yang berbentuk kisi-kisi miring terbuat dari screen net 250 mikron atau plastik berukuran 60 x 60 x 70 cm, berfungsi sebagai tempat perlekatan. 
  • Sebaiknya kolektor yang dipasang telah ditempeli diatome (lumut) sehingga pada saat juvenil menempel, pakan yang dibutuhkan telah tersedia.
  • Lima belas hari setelah menempel pada kolektor, juvenil dapat dilihat dengan mata dan dihitung. Kepadatan yang baik antara 5 - 10 ekor tiap kolektro, atau kepadatan optimum dalam satu bak pemeliharaan adalah 200 - 500 ekor/m2. 
  • Cara ini dilakukan terus menerus sampai benih tersebut berusia 1,5 - 2 bulan. Pada saat tersebut ukuran benih teripang telah mencapai ukuran antara 1,5 - 2 cm. 
sumber: alamikan.com

 

Cara Pembenihan Ikan Black Ghost

Cara Pembenihan Ikan Black Ghost

Cara Pemijahan Ikan Black Ghost ( Afteronotus albifrons, Linneaus ) Ikan  Black Ghost adalah ikan yang biasanya berwarna hitam yang tubuhnya menyerupai pisau melebar mulai kepala sampai badan melancip dibagian perut. Ikan Black gosh bergerak dengan sirip pada bagian bawah badan sampai ekor dengan sangat unik, dan ikan sering kali bergerak mundur. Ikan Afteronotus albifrons merupakan ikan yang berasal dari sungai Amazon, ikan ini berukuran sampai 50 cm, tubuhnya memanjang dan pipih dengan warna tubuh hitam.
Black Ghost dapat hidup diperairan tawar dengan kondisi air tropis di indoensia, kisaran 27-32 derajat c. Jika ingin lebih sehat bisa dengan kondisi air soft (lunak) dan cenderung asam. Makanan Black Ghost pakan kering, beku maupun makanan hidup seperti cacing rambut.
Parameter Ikan Black Ghost
SuhuJumlah telurpHOksigen
26-32 c200-5006-7>3

Ciri-Ciri Indukan Ikan Black Ghost
Perbedaan jantan dan betina ikan black ghost terlihat pada panjang dagunya (jarak antara ujung mulut dengan tutup insang)
Cara Pembenihan Ikan Black GhostCiri-Ciri Induk jantan Ikan Black Ghost

  • Ikan jantan dagu lebih panjang 
  • Badan lebih panjang dari betina
  • Induk jantan dapat mencapai panjang 30 cm
  • Umur Induk > 1 tahun

Ciri-Ciri Induk Betina Ikan Black Ghost

  • Ikan betina dagu lebih pendek dari jantan
  • Badan lebih pendek
  • Induk betina memiliki panjang kisaran 15-23 cm
  • Umur Induk > 1 tahun

Cara Pembenihan Ikan Black ghost
  • Pembenihan Massal. Pembenihan secara massal ikan Black ghost, dipijahkan dalam kolam atau bak fiber ukuran 2,5 x 1,5 x 0,5 m, diisi 20 ekor induk dengan perbandingan jantan : betina adalah 8:12. 
  • Pembenihan Berpasangan. Sedangkan pembenihan yang berpasangan umumnya dilakukan di akuarium ukuran 100 x 50 x 40 cm, diisi 7 ekor induk dengan perbandingan 3 induk jantan dan 4 induk betina, atau diisi 5 ekor induk dengan 2 induk jantan dan 3 induk betina.
Tempat persembunyian Ikan black ghost merupakan tempat untuk memijah dan salah satu perlengkapan penting yang dibutuhkan dalam pemijahan, dapat berupa pralon yang berukuran besar disesuaikan dengan ukuran induk black ghost. Akuarium lengkap dengan aerator
Proses Pemijahan Ikan Black Ghost
Pemeliharaan Induk ( 3 jantan dan 4 betina induk black ghost )
a. Persiapan wadah pemeliharaan  
  • Akuarium ukuran ( 80 x 40 x 40 ) cm sebagai tempat pemeliharaan induk dan sekaligus tempat pemijahan dilengkapi dengan tempat penempelan telur berupa baki plastik yang diisi dengan batu, atau batang pohon pakis.
  • Dua buah genteng sebagai tempat persembunyian bagi induk pada siang hari
  • Bak diisi air sampai ketinggian 35 cm.
  • Selain bak, induk ikan black ghost juga dapat dipelihara di dalam akuarium berukuran 80 x 40 x 40 cm, dan diisi air dengan ketinggian 25 cm.
  • Akuarium ukuran ( 60 x 40 x 40 ) cm sebagai tempat penetasan telur.
b. Penyediaan dan seleksi induk black ghost
  • Induk yang akan dipijahkan adalah yang berbadan sehat dan tidak cacat serta tidak terdapat organisme penyakit pada tubuhnya.
  • lnduk black ghost dapat matang telur setelah berumur satu tahun dengan panjang sekitar 15 cm.
c. Pemberian pakan induk ikan black ghost
  • Pakan yang dapat diberikan untuk induk black ghost yaitu cacing darah (bloodworm) atau cuk merah (larva Chironomus), dan jentik nyamuk.
  • Cacing darah diberikan setiap pagi hari setelah penyipanan kotoran, yaitu pada pukul 09.00 WIB, dan sore hari pukul 16.00 WIB.
  • Cuk merah dan jentik nyamuk juga dapat diberikan pada sore hari. Pemberian pakan dilakukan dengan cara menyebarkan pakan langsung pada dasar bak pemeliharaan secara merata. Jumlah pakan yang dipelihara disesuaikan dengan jumlah induk yang dipelihara.
d. Pengelolaan Air Tempat pemijahan  ikan black ghost
  • Pergantian air dilakukan sebanyak 20-30% setiap harinya, serta pemberian aerasi sebagai suplai oksigen.
  • Pencegahan dan Penanganan Penyakit
  • Penyakit yang umum ditemui dalam pemeliharaan black ghost ialah white spot yang disebabkan oleh protozoa Ichtyopthirius multfihiis.
  • Untuk pencegahan, setiap seminggu sekali diberimethylen blue dengan dosis 0,2 ppm dan 50 gram garam.
  • Sedangkan untuk pengobatan, diberi methylen bluedan garam dengan dosis dua kali lipat yaitu 0,4 ppmmethylen blue dan 100 gram garam, serta ketinggian air diturunkan hingga setengah dan ketinggian bak/akuarium.
c. Pemijahan Induk  ikan black ghost
  • Wadah pemijahan induk black ghost yaitu berupa bak/akuarium yang sekaligus juga digunakan sebagai wadah pemeliharaan induk.
  • Perlengkapan yang dibutuhkan ialah substrat atau tempat menempelnya telur yaitu akar pakis yang diapit oleh keramik, sehingga susunannya (dari bawah ke atas) satu keramik, tepat sejajar diatasnya diletakkan akar pakis dan satu keramik diatas pakis.
  • Peletakkan substrat tersebut biasanya dilakukan pada sore hari.
  • Pemijahan induk black ghost dilakukan dengan perbandingan 2 ekor betina dan 3 ekor jantan dimana dalam satu bak pemijahan terdapat 10 ekor induk.
  • Proses pemijahan biasanya berlangsung pada malam hari ditandai dengan kejar-mengejar antara induk jantan dan betina, setelah itu lama-kelamaan mendekati substrat yang berupa akar pakis dan terjadi pemijahan.
  • Pada pagi hari dilakukan pengecekan telur. Jika pada malam hari terjadi pemijahan, substrat akan dipenuhi dengan butiran-butiran telur black ghost yang menempel pada akar pakis.
  • Telur-teIur yang tidak menempel pada substrat disedot dengan selang berdiameter 0,5 cm, kemudian ditampung dalam baskom dan segera dipindahkan ke dalam akuarium penetasan.

Penetasan Telur Ikan Black Ghost
1)   Persiapan wadah Ikan Black Ghost
  •  Wadah penetasan telur berupa akuarium berukuran 80 x 45 x 25 cm dengan tinggi air 20 cm, dilengkapi dengan aerasi.
  •  Air yang digunakan untuk penetasan sebaiknya air yang sudah diendapkan sehari semalam, setelah itu diberi methylen blue dengan dosis 0,3 ppm dan tetrasiklin 0,2 ppm.
2)   Inkubasi dan penetasan telur Ikan Black Ghost
  •  Telur-telur yang terbuahi akan terlihat berwarna kuning bening, sedangkan telur yang tidak terbuahi akan berwarna putih.
  • Penebaran telur dilakukan dengan cara meletakkan akar pakis dan keramik pada akuarium penetasan dengan syarat akar pakis dan keramik terendam air seluruhnya.
  • Telur ikan black ghost akan menetas setelah 3 - 4 hari.
  • Telur yang tidak menetas dan berwarna putih dibuang dengan cara disedot dengan selang berdiameter 0,5 cm dan harus dilakukan dengan hati-hati agar larva black ghost yang telah menetas tidak ikut terbawa.
3) Pemanenan telur Ikan Black Ghost
  • Telur-telur yang telah menetas dan menjadi larva tidak langsung dipindahkan ke akuarium lain tetapi dibiarkan terlebih dahulu selama satu minggu sampai larva black ghost agak berwarna hitam dan cukup kuat untuk dipindahkan.
  • Sebelum larva dipindahkan, akar pakis dan keramik dikeluarkan dari akuarium penetasan, dan diusahakan tidak ada yang bersembunyi di dalam pakis.
  • Pemanenan dilakukan dengan menggunakan selang sipon agak besar kemudian larva disedot dan ditampung ke dalam baskom, setelah itu baru dipindahkan ke akuarium lain.

Pemeliharaan Larva Ikan Black Ghost
1. Persiapan wadah Larva Ikan Black Ghost
  • Pemeliharaan larva black ghost dilakukan di bak semen atau akuarium. Pemeliharaan di bak semen, dilakukan pada bak yang berukuran 150 x 150 x 40 cm, dengan ketinggian air 35 cm.
  • Sedangkan untuk pemeliharaan di akuarium, dilakukan pada akuarium yang berukuran 60x 40 x 40 cm.
  • Sebelum digunakan, bak/akuarium dibersihkan terlebih dulu dan dilengkapi dengan aerasi dan diberi pelindung berupa paralon atau roster bata. Air yang digunakan ialah air yang telah didiamkan sehari semalam.
2. Penebaran larva Ikan Black Ghost
  • Larva yang ditebar ialah larva yang berumur 7 hari setelah menetas.
  • Setiap bak ditebar 100 ekor larva, sedangkan untuk akuarium ditebar sebanyak 500 ekor.
  • Kriteria larva yang telah siap untuk dipindahkan yaitu larva yang sudah benar-benar kuat dan berwarna agak hitam larva yang masih transparan tidak boleh dipindahkan.
3. Pemberian pakan larva Ikan Black Ghost
  • Larva yang baru menetas belum diberi pakan karena masih mengandung kuning telur.
  • Setelah kuning telur habis yaitu 3 - 4 hari, maka pada hari ke-5 larva diberi pakan Artemia hingga berumur 15 hari yang diberikan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Untuk mendapatkan artemia dapat dengan cara menetaskan kiste artemia dari produk kalengan
  • Kemudian dilanjutkan dengan pemberian kutu air sampai larva berumur 20 hari yang diberikan dua kali sehari pada pagi dan sore hari, agar ketersediaannya kontinyu maka dapat dengan budidaya kutu air pada wadah yang terpisah. kemudian mulai dikombinasikan dengan cacing sutera sampai umur satu bulan.
  • Pada umur satu bulan tersebut, rata-rata larva sudah mencapai panjang 3/4 inci. Kemudian didederkan lagi sampai mencapai panjang 1 - 2 inci selama 1 - 2 bulan.
  • Dalam tahap pendederan pakan yang diberikan adalah cacing
4. Pengelolaan air larva Ikan Black Ghost
  • Penyiponan kotoran pada bak/akuarium pemeliharaan larva dilakukan setiap 3 hari sekali untuk membuang sisa-sisa pakan yang tidak termakan oleh larva.
  • Bersamaan dengan penyiponan kotoran dilakukan juga penggantian air sebanyak 10-20%.
5. Pencegahan dan penanganan penyakit larva Ikan Black Ghost
  • Penyakit yang biasanya menyerang larva black ghost ialah white spot (bintik putih) dan bakteri.
  • Pencegahan dan pengobatan larva yang terserang white spot sama dengan yang dilakukan untuk induk seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada pemeliharaan induk.
  • Sedangkan untuk serangan bakteri dapat diobati dengan tetracycline 5 - 7 ppm.
6. Pemanenan dan Pengepakan larva Ikan Black Ghost
  • Pemanenan dilakukan setelah benih ikan memenuhi standar ukuran layak jual yaitu panjang 1 - 2 inci.
  • Panen dilakukan dengan cara menyerok ikan dengan serok yang halus agar tidak merusak sisik ikan.
  • Kemudian dimasukkan dalam baskom yang sudah berisi air untuk kemudian disortir atau dikelompokkan berdasarkan ukurannya.
  • Wadah yang digunakan untuk pengepakan adalah plastik dengan volume 15 liter.
  • Plastik dibuat rangkap dua agar tidak mudah pecah/bocor.
  • Plastik tersebut diisi air yang telah didiamkan sehari semalam sebanyak 5 liter dan sisanya diisi oksigen murni, perbandingan antara air dan udara adalah 1:2.
  • Dalam setiap wadah pengepakan dimasukkan sebanyak 250 ekor ikan yang berukuran 2 inci, sedangkan untuk ikan yang berukuran 3 inci dimasukkan sebanyak 200 ekor.Wadah pemeliharaan & perlengkapan

 sumber: alamikan.com

Cara Budidaya Ikan Baronang

Cara Pembenihan Budidaya Ikan Baronang 

Cara Pemijahan Budidaya Ikan Baronang (Siganus sp). Baronang adalah ikan yang termasuk spesies siganus sp. jenis ikan laut ini banyak diminati karena rasanya yang lezat. Di indonesia ikan baronang (siganus sp.) terdapat 7 spesies diantaranya : Siganus javus, S. argentinzaculatus, S. vermiculatus, S. guttatus, S. spinus, S. Rivulatus, dan S. canaliculatus.

Ikan baronang yang digemari dengan kondisis ikan cepat tumbuh dan daya tahan toleran terhadap kondisi strest serta perubahan  lingkungan antara lain adalah ikan baronang spesies. S. guttatus dan S. canaliculutus. 
Ikan baronang (siganus sp) masih terkendala dalam budidaya, karena sebagian besar ikan baronang di dapatkan dari hasil tangkapan nelayan di laut.
Budidaya baronang menggunakan air laut, harus berdekatan dengan laut. Menurut Direktorat Bina Pembenihan, Dirjen Perikanan, Departemen Pertanian disosialisasikanlah mengenai teknik pembenihan ikan baronang, dengan harapan agar para nelayan dapat membudidayakan ikan baronang dengan pengadaan benih dari budidaya sendiri juga. Istilahnya usaha budidaya dengan mengambil keuntungan dari hulu sampai hilir. 
Parameter Ikan Baronang
SuhuSalinitasOksigenpHjumlah telur
28-3227-32> 57-8,5200.000-1.300.000

Cara Pembenihan Budidaya Ikan Baronang
cara pembenihan ikan baronangIkan baronang merupakan ikan air laut, ikan air laut biasanya memiliki jumlah telur yang terlampau banyak karena di lihat dari kondisi dilaut dengan banyaknya rantai pemangsa ikan-ikan kecil membuat berbagai jenis ikan dilaut memiliki jumlah telur yang banyak.

Pemilihan tempat pembenihan Ikan Baronang
Pemilihan tempat dapat mencontoh cara pembenihan ikan kakap putih,


Pemilihan Induk Ikan Baronang

Induk ikan baronang yang di gunakan dapat berupa induk di pelihara dari keramba jaring apung dan tambak atau hasil penangkapan dari alam.

Induk yang memenuhi kriteria standar yaitu warna cerah, organ tubuh lengkap ( tidak cacat ), tubuh kenyal dan gerakan aktif. Sebelum induk di pelihara dalam bak pemeliharaan induk terlebih dahulu diadaptasikan lingkungan terutama suhu dan salinitas.


Ciri-ciri Indukan Ikan Baronang
Ciri Ikan Baronang Betina

  • Ikan Betina lebih besar dari jantan
  • Perut bagian bawah ikan betina lebih besar 
  • Lubang genital ikan baronang betina lebih besar
  • Ukuran baronang betina terutama matang telur adalah panjang baku 130 - 210 mm
  • Berat Betina > 300-450
  • Jika bagian perut beronang diurut, cairan keluar berwarna jingga dari lubang genital
Ciri Ikan Baronang Jantan
  • Ukuran baronang jantan terutama matang telur adalah panjang baku 110 - 140 mm
  • Berat Jantan > 250
Pemeliharaan Induk 
Pemeliharaan induk dilakukan dengan menggunakan
  • Bak dari beton yang berukuran 3 m3 dengan perbandingan antara jantan dan betina adalah 1 : 1. 
  • Pakan yang diberikan berupa pakan pelet sebanyak 3 - 5 % bobot ikan yang mengandung protein > 35 %. 
  • Pemberian pakan ini dilakukan 2 – 3 kali sehari pada jam 07.00, 10.00, dan 15.00. 
Metode Pemijahan
Metode yang digunakan dalam pemijahan ada tiga macam, yakni pemijahan alami, pemijahan dengan stripping, dan pemijahan dengan rangsangan hormon.

1. Pemijahan alami Ikan Baronang
Induk ikan baronang umumnya memijah pada bulan gelap, waktu memijah sekitar petang menjelang malam atau dinihari menjelang subuh. Ikan baronang memijah umumnya pada bulan Februari s/d September.

2. Pemijahan  Ikan Baronang dengan stripping
Stripping dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah.

a. Cara basah
Sel telur dan sperma hasil stripping dicampur dalam air laut yang telah disterilisasi dan dibiarkan selama + 10 menit, kemudian dicuci dan dipindahkan ke dalam bak penetasan.

b. Cara kering
Sel telur hasil stripping dari induk betina dicampur dengan sperma jantan, pencampuran dilakukan dengan bulu ayam/bulu bebek, kemudian dibiarkan selama + 10 menit. Setelah itu dicuci dengan air laut yang telah disaring dan disterilisasi, baru telur dipindahkan ke bak penetasan.

Keterangan Gambar
A. Pengambilan Sperma
B. Pengambilan telur dengan cara stripping
C. Pencampuran sperma dan telur
D. Diaduk dengan bulu ayam/bebek
E. Pencucian telur
F. Pencucian dengan air mengalir dalam plankton net.
3. Pemijahan  Ikan Baronang dengan hormon
Induk ikan yang sudah matang telur dirangsang untuk memijah dengan suntikan hormon gonadotropin. Induk betina disuntik dengan 500 MU dan induk jantan disuntik dengan 250 MU (mouse unit). Biasanya setelah 6 -8 jam ikan akan memijah.

Penetasan Telur
a. Persiapan
Bak penetasan disiapkan dengan dibersihkan menggunakan bahan kimia chlorin dengan dosis 200 ppm. Kualitas air seperti oksigen, pH, salintas, suhu, kecerahan, kandungan gas dan logam berat harus dijaga agar tidak melebihi batas ambangnya.

b. Penetasan
Telur yang dibuahi akan menetas dalam waktu 22 – 24 jam pada suhu air 26 – 28 0 C. Telur yang tidak dibuahi akan tenggelam ke dasar bak.

Pemeliharaan Larva
Larva yang dirawat dengan seksama terutama sesudah kuning telurnya habis. Pada tahap ini larva diberi pakan hidup alami berupa chlorella sp, rotifera dan daging ikan yang dicincang.

Dari beberapa macam jenis jasad pakan tersebut tidak diberikan secara bersamaan melainkan disusun menurut jadwal yang tertentu sesuai dengan perkembangan larva.
o Hari ke- 0 sd 10 , jenis pakan adalah Larva bivalvia
o Hari ke- 0 sd 30 , jenis pakan adalah Rotifera
o Hari ke- 5 sd 35 , jenis pakan adalah Nauplii artemia
o Hari ke-30 , jenis pakan adalah Copepoda (Tigriopus sp)
o Hari ke-30 , jenis pakan adalah Daging cincang
o Hari ke-40 , jenis pakan adalah Daging/udang/ikan

Pengelolaan Kualitas Air
Air laut untuk pemeliharaan larva adalah air laut yang sudah mengalami beberapa saringan, pertama melalui saringan pasir kemudian saringan millipore yang berdiameter 10 dan 15 mikron. Pembersihan tangki harus dilakukan secara periodik dengan menggunakan siphon (pipa plastik), larva telah berumur antara 7 – 20 hari, dasar tangki harus dibersihkan setiap 2 hari sekali, bila larva berumur di atas 21 hari pembersihan dasar tangki dilakukan setiap hari.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Ikan baronang (S. guttatus) dapat terserang parasit sejenis dinoflagelata, yaitu
Amyloodinium ocellatum. 
  • Organ yang diserang adalah insang dan kulit. Ikan yang terinfeksi oleh parasit ini menunjukkan gejala berenang megap-megap di permukaan, muncul warna merah di sekeliling mulut, dan gejala anemia. Bahkan, jika terinfeksi berat, dapat berakibat kematian pada ikan.
  • Pencegahan dan pengobatan, yaitu dilakukan perendaman dengan formalin 200 ppm selama satu jam disertai aerasi kuat. 
  • Hal ini disebabkan penggunaan formalin dengan dosis tinggi dapat menurunkan kadar oksigen terlarut dalam air, selain ikan sangat sensitif terhadap formalin.
Ichthyophonus sp
  • Jamur yang sering menyerang ikan laut adalah Ichthyophonus sp. Tanda adanya infeksi jamur, yaitu pada setiap ikan berbeda. Beberapa ikan terinfeksi tidak menunjukkan gejala sakit. Namun, ada juga yang ditandai dengan pembengkakan organ dalam, seperti limpa, hati, dan ginjal disertai benjolan putill berdiameter hingga lebih dari 2 mm, kadang disertai pembengkakan perut dan bergerak tak menentu.
  • Efek lain yang timbul adalah ikan kehilangan nafsu makan sehingga menjadi kurus dan menderita anemia. Pengobatannya belum diketahui. Untuk menghindari serangan penyakit ini, sebaiknya sejauh mungkin dihindari pemberian pakan yang terkontaminasi jamur.
Vibrio spp
  • Penyakit bakterial penting pada ikan baronang, yaitu penyakit yang disebabkan bakteri Vibrio spp. dan Streptococcus sp. Gejala yang timbul, antara lain nafsu makan menurun, warna tubuh menjadi lebih gelap, perdarahan (hemoragi) multifokal pada sirip, dan mata buram/keruh serta sering kali menonjol. Infeksi kronis umumnya menyebabkan insang pucat.
  • Pencegahannya dengan mempertahankan kualitas perairan, melakukan penanganan sesuai prosedur, padat penebaran yang lebih rendah, dan vaksinasi. Pengobatannya dengan perendaman ikan sakit ke dalam larutan nitrafurazone 15 mg/l selama 2 jam atau Chloramphenicol 5o mg/l selama 4 jam. perendaman dapat juga dengan Supphonamide 5o mg/l selama 4 jam.

 sumber: alamikan.com

Cara Pembenihan Ikan Tawes(Tawas)

Cara Pemijahan Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus) Ikan tawes adalah jenis ikan air tawar yang berwarna putih abu-abu, albino, berwarna abu-abu dengan bercak perak, dan ikan tawes dengan sirip perut relatif panjang. Ikan tawes merupakan salah ssatu jenis ikan herbivora. Pemijahan ikan tawes dapat dilakukan secara alami dan buatan. Induk yang digunakan dalam pemijahan mempunyai berat sekitar 300--500 g/ekor dan umur kematangan gonadnya 8--12 bulan. Jumlah telur yang dapat dihasikan sekitar 1000 butir/gram berat badan. Umumnya induk betina dapat menghasilkan telur hingga 20.000 butir/ekor/ Induk, pada umur produksi 2-3 tahun dengan berat 1 kg bisa menjapai jumlah telur 700.000 butir / induk.
Ikan tawes dalam habitat aslinya adalah ikan yang berkembang biak di sungai dan rawa – rawa dengan lokasi yang disukai adalah perairan dengan air yang jernih dan terdapat aliran air, mengingat ikan ini memiliki sifat biologis yang membutuhkan banyak oksigen. Jika ditempatkan dalam air yang miskin oksigen ia dengan mudahnya mati.

Parameter Ikan Tawes

SuhupHOksigenJumlah TelurUmur Indukan
22-28 C6-7>4200.000-700.0001-3 tahun
Cara Pemilihan Induk Ikan Tawes
Ikan tawes dapat dipijahkan setelah berumur lebih dari 1 tahun, Jantan > 1 tahun, betina > 1,5 tahun .Pemilihan induk yang berkualitas menentukan bibit larva yang unggul, tahan penyakit dan cepat pertumbuhannya. Berikut cara memilih induk ikan tawes
  • Letak lubang dubur terletak relatif lebih dekat ke pangkal ekor
  • Kepala relatif lebih kecil dan meruncing
  • Sisik-sisiknya besar dan teratur
  • Pangkal ekor lebar dan kokoh
  • Perutnya mengembang kearah genetal (pelepasan) bila diraba lebih lembek
  • Lubang dubur berwarna agak kemerah-merahan
  • Tutup insang bila diraba lebih licin
  • Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan kehitam- hitaman.
2. Ciri-ciri Indukan jantan ikan Tawes :
  • Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan berwarna keputih-putihan (sperma)
  • Tutup insang bila diraba terasa kasar
Persiapan Kolam Ikan Tawes
Tahapan Persiapan kolam untuk budidaya pembenihan ikan tawes
  • Kolam pemijahan ikan tawes sekaligus merupakan kolam penetasan dan kolam pendederan. Sebelum dipergunakan untuk pemijahan, kolam dikeringkan.
  • Perbaikan pematang dan dasar kolam, dengan cara membuat saluran memanjang (caren/kamalir) dari pemasukan air kearah pengeluaran air dengan lebar 40 cm dan dalamnya 20-30 cm.
Pelepasan Induk Ikan Tawes
Setelah diperoleh indukan yang baik dan persiapan kolam selesai dilakukan, berikutnya dilakukan tahapan pelepasan Indukan,sebagai berikut :
  • Induk ikan tawes yang telah terpilih untuk dipijahkan kemudian diberok, pemberokan dengan penempatan induk jantan dan betina secara terpisah selama 4-5 hari
  • Setelah diberok kemudian induk ikan dimasukkan ke kolam pemijahan yang telah dipersiapkan
  • Tahapan pemasukan induk ke kolam dilakukan pada saat air mencapai kurang lebih 20 cm
  • Perbandingan jumlah induk yang dilepas induk betina 25 ekor dan induk jantan 50 ekor
  • Pada sore hari kurang lebih pukul 16.00 air yang masuk ke kolam diperbesar sehingga aliran air lebih deras.
  • Biasanya induk ikan tawes memijah pada pukul 19.00-22.00
  • Induk yang akan memijah biasanya pada siang hari sudah mulai berkejar- kejaran di sekitar tempat pemasukan air.
Penetasan Telur Ikan Tawes
Berikut cara penetasan telur budidaya pembenihan ikan tawes
  • Setelah induk ikan tawes bertelur, air yang masuk ke kolam diperkecil agar telur-telur tidak terbawa arus, penetasan dilakukan di kolam pemijahan juga
  • Pagi hari diperiksa bila ada telur-telur yang rnenumpuk di sekitar kolam atau bagian lahan yang dangkal disebarkan dengan mengayun-ayunkan sapu lidi di dasar kolam
  • Pada umumnya, telur ikan tawes menetas semua setelah 2-3 hari
  • Dari ikan hasil penetasan dipelihara di kolam tersebut selama kurang lebih 21 hari
Pemungutan Hasil Benih Ikan Ikan Tawes
Setelah menetas semua, tunggu sampai umur 21 hari benih siap dipindahkan :
  • Sebaikknya proses pemanenan dilakukan pada pagi hari
  • Pemanenan dilakuakan dengan cara menyurutkan/mengeringkan kolam
  • Setelah benih berada dikamalir/dicaren, benih ditangkap dengan menggunakan waring atau seser
  • Selanjutnya benih ditampung di hapa yang telah ditempatkan di saluran air mengalir dengan aliran air tidak deras
  • Benih lersebut selanjutnya dipelihara lagi di kolam pendederan atau dijual.
Pendederan Ikan Tawes atau cara budidaya pembesaran ikan tawes
Bibit yang diperoleh selanjutnya dipelihara kembali atau dikenal dengan istilah pendederan.
Mula-mula kolam dikeringkan selama 2-3 hari
  • Dilakukan perbaikan pematang, pembuatan caren/saluran
  • Kemudian, dasar kolam diolah dicangkul, kemudian dipupuk dengan Urea & SP 36 sejumlah 10gr/m2 dan pupuk kandang 1 – 1,5 kg/m2 tergantung kesuburannya.
  • Setelah kolam dipupuk kemudian diairi setinggi 2-3 cm dan dibiarkan 2-3 hari kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman 50 cm
  • Kemudian benih ditebar di kolam pendederan dengan padat tebar 10-20 ekor/m2
  • Pemeliharaan dilakukan kurang lebih 3 minggu – 1 bulan.
  • Selanjutnya dapat dipanen dan hasil benih dapat dijual atau ditebar lagi di kolam pendederan II.
Pakan Benih Ikan Tawes
Larva ikan tawes dapat di beri  pakan alami berupa kutu air, cacing tubifex
sumber: alamikan.com

Cara Pembenihan Ikan Rainbow Bosemani

Cara Pemijahan Budidaya Ikan Rainbow Bosemani

Ikan Rainbow merupakan jenis ikan hias yang banyak diminati masyarakat karena jenis ikan ini juga dapat merupakan komoditi eksport. Ada 2 jenis rainbow yang cukup terkenal yaitu rainbow Irian (Melano Tacnia maccaulochi dan Rainbow Anlanesi ogilby Telmatherina ladigesi ahl Rainbow Irian warna dasarnya keperak-perakan dengan warna gelap metalik sedangkan rainbow Sulawesi warna dasarnya kuning zaitun, dengan warna bagian bawah kuning jenis ikan ini termasuk ikan bertelur dengan menempelkan telur pada tanaman air. Kwalitas air yang diperlukan untuk kehidupan jenis ikan ini yaitu temperatur air 23 - 26 ° C. Ph. air sebaiknya diatas 7. Jenis ikan ini dapt hidup dan berkembang-biak dalam aquarium maupun bak semen. Ikan ini sudah dapat memijah setelah berumur + 6 bulan dalam ukuran 5 - 7 cm. Makanan yang biasa diberikan dalam pemeliharaan ikan ini yaitu kutu air, cacing zambut atau cuk. Supaya ikan dapat tumbuh dengan baik selama pemeliharaan bertelur, air harus klop memenuhi persyaratan dan dilakukan penggantian air + 1 minggu 1 kali.

Mengawinkan boesemani sebenarnya gampang. Beberapa sifat reproduksinya mirip dengan ikan Mas (Cyprinus carpio L). Telur ikan ini bersifat menempel. Cara menentukan jantan - betina, juga sama seperti yang sering dilakukan pada ikan Mas. Ikan jantan yang sudah matang kelamin, kalau diurut perutnya kearah anus, akan mengeluarkan cairan putih (sperma). Tapi bila boesemani yang ukuran (panjang) dan umurnya sama, namun sewaktu diurut tidak mengeluarkan cairan putih seperti santan, berarti bisa dipastikan bahwa itu adalah betina. Bisa juga dilihat dari perbedaan warnanya, boesemani jantan warnanya lebih cerah dibanding dengan boesemani betina.

Parameter Ikan Rainbow

SuhupHOksigenJumlah TelurUmur Indukan
22-26 C7-7,8>4150-200>6bulan
Membedakan jantan dan betina
Ikan akan mulai memijah setelah berumur minimal 6 bulan dengan ukuran sekitar 5-7 cm. selama memijah, rainbow bosemani jantan akan menunjukan warna lebih cerah dengan sirip-sirip agak kemerahan, dibanding betina warnanya sedikit pucat dan tubuhnya lebih kecil hanya lebih gemuk dibagian perutnya.
Persiapan induk
Untuk mendapatkan indukan, peliharalah beberapa ikan rainbow dalam satu kolam semen atau akuarium. setelah ikan matang kelamin sekitar umur 6 bulan. pilih indukan yang berkualitas dan pindahkan ke bak pemijahan dengan perbandingan jantan dan betina 1:1 atau 1:2.
Bak pemijahan
  • Ikan dapat dipijahkan di akuarium, kolam semen maupun bak fiberglass. ukuran akuarium yang digunakan biasanya 80x40x40, sedangkan bak semen bisa memakai ukuran 2x1 meter dengan ketinggian air sekitar 40 cm.
  • jumlah pasangan disesuaikan dengan ukuran bak pemijahan. normalnya, setiap pasang dapat dipijahkan dalam setiap 10 liter air.
  • di dalam bak pemijahan harus diberi tanaman air atau alat peletak telur yang terbuat dari tali rafia.
Pakan
Selama di bak pemijahan, ikan diberi pakan pelet dan beragam pakan hidup seperti artemia, kutu air, dan cacing sutera.
Proses pemijahan
  • Ikan ini biasa memijah di malam hari. kadang tidak diketahui prosesnya, karena biasanya telur sudah berserakan di sekitar tanaman air atau alat peletak telur buatan. oleh karena itu, tanaman air dan alat peletak telur buatan harus sering diperiksa, apakah sudah ada telur-telur di sekitarnya.
  • Bila sudah banyak telur menempel di tanaman air atau alat peletak telur buatan maka induk harus segera dipindahkan ke aquarium lain agar tidak memakan telur-telurnya.
  • telur akan menetas 5 hari setelah pembuahan. anak-anak ikan yang baru menetas masih memiliki kuning telur di perutnya sebagai makanan cadangan selama 4-5 hari

Pembesaran Benih
  • Benih ikan dapat diberi makan berupa infusoria sampai usia 2 minggu. selama 2 minggu tersebut pakan dapat diselingi dengan emulsi kuning telur. lewat dari 2 minggu, anakan dapat mulai diberi makan kutu air dan cacing sutera. setelah berumur 1 bulan, anakan sudah dapat dibiasakan dengan pakan berupa pelet yang dihaluskan.
  • selama pembesaran benih, prose penyiponan harus dilakukan setiap kali terlihat banyak kotoran di aquarium. saat melakukan penyiponan, aerator harus dimatikan untuk menghindari anakan tersedot keluar.
sumber: alamikan.com